top of page

Jenis Bisa pada Ular: Kenali Bahaya dan Solusi Pengendalian dari ecoCare Pest Control

  • ayuniarti0
  • 22 Jul
  • 4 menit membaca
ree

Ular adalah salah satu hama yang dapat menimbulkan ancaman serius, terutama karena beberapa spesies memiliki bisa yang berbahaya bagi manusia. Di Indonesia, dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, sekitar 380 spesies ular ditemukan, dan 8% di antaranya adalah ular berbisa. Memahami jenis bisa pada ular sangat penting untuk mencegah risiko kesehatan dan kerusakan lingkungan, terutama di properti rumah atau bisnis. Artikel ini akan membahas jenis-jenis bisa ular, gejala yang ditimbulkannya, serta solusi pengendalian hama ular dari ecoCare Pest Control, untuk menjaga lingkungan Anda tetap aman dan nyaman.


Apa Itu Bisa Ular?

ree

Bisa ular adalah senyawa kimiawi kompleks yang diproduksi oleh kelenjar khusus pada ular berbisa, terletak di kedua sisi rahang atas. Bisa ini terdiri dari enzim, protein, lipid, karbohidrat, asam amino, dan ion besi, yang disintesis oleh sitoplasma sel sekretori. Ketika ular menggigit, bisa disuntikkan melalui taring berongga untuk melumpuhkan mangsa atau sebagai mekanisme pertahanan. Bisa ular dapat menyebabkan berbagai efek, mulai dari nyeri lokal hingga kerusakan organ yang fatal, tergantung pada jenisnya.


Menurut PestCare, ular sering ditemukan di area seperti taman, semak, atau bangunan dengan tumpukan kayu dan puing, yang menjadi tempat persembunyian ideal. Oleh karena itu, penting untuk mengenali jenis bisa ular dan langkah pengendaliannya.



Jenis-Jenis Bisa Ular dan Gejalanya

ree

Secara umum, bisa ular dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis utama berdasarkan efeknya pada tubuh manusia: sitotoksin, neurotoksin, hemotoksin, dan kardiotoksin. Berikut penjelasan masing-masing jenis:


1. Sitotoksin


Sitotoksin menyerang dan merusak sel-sel jaringan lokal, menyebabkan kerusakan jaringan, pembengkakan, dan nyeri hebat. Bisa ini sering ditemukan pada ular seperti:

  • Ular Bangkai Laut (Trimeresurus albolabris): Umum di daerah tropis Indonesia.

  • Ular Bidudak (Daboia siamensis): Dikenal karena bisanya yang menyebabkan memar dan kelumpuhan otot.

  • Amazonian Bushmaster (Lachesis muta): Meski lebih jarang di Indonesia, spesies ini memiliki sitotoksin kuat.

Gejala: Pembengkakan, memar, kelumpuhan otot lokal, batuk berat, dan lemas disertai kaku.


2. Neurotoksin


Neurotoksin mengganggu sistem saraf dengan menghambat sinapsis pada sel-sel saraf, menyebabkan kelumpuhan dan gangguan pernapasan. Jenis ular dengan bisa ini meliputi:

  • Ular Kobra (Naja sputatrix): Sering ditemukan di pemukiman dan sawah.

  • Ular Welang (Bungarus fasciatus): Salah satu ular paling berbisa di Indonesia.

  • Ular Cabai Kecil (Calliophis intestinalis): Kecil namun mematikan.

Gejala: Kelumpuhan otot, kesulitan bernapas, susah menelan, dan produksi air liur berlebih.


3. Hemotoksin


Hemotoksin memengaruhi sistem kardiovaskular dan menyebabkan gangguan pembekuan darah, perdarahan internal, atau hipotensi. Ular dengan bisa ini termasuk:

  • Ular Tanah (Calloselasma rhodostoma): Umum di daerah pedesaan.

  • Ular Beludak Russel (Daboia russelii): Dikenal karena efek hemostatiknya.

  • Ular Picung (Rhabdophis subminiatus): Menyebabkan nekrosis dan nyeri kepala.

Gejala: Sakit kepala, vertigo, nekrosis, hipotensi, dan kelumpuhan otot.


4. Kardiotoksin


Kardiotoksin menyerang jantung, menyebabkan gangguan ritme jantung atau gagal jantung. Jenis ini lebih jarang, tetapi dapat ditemukan pada beberapa spesies kobra seperti Naja sumatrana, yang dikenal sangat mematikan di Sumatera.

Gejala: Detak jantung tidak teratur, sesak napas, dan risiko gagal jantung.


Dampak Gigitan Ular Berbisa

ree

Gigitan ular berbisa dapat menyebabkan luka serius hingga kematian jika tidak ditangani dengan cepat. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 4 juta kasus gigitan ular terjadi setiap tahun di Asia, dengan sebagian besar melibatkan ular berbisa seperti kobra, welang, dan king kobra. Gejala umum gigitan ular meliputi:

  • Dua luka tusukan pada kulit.

  • Nyeri, bengkak, atau kemerahan di area gigitan.

  • Mual, muntah, penglihatan kabur, dan mati rasa.


Sekitar 50% gigitan ular berbisa adalah "dry bites" (gigitan kering tanpa suntikan bisa), tetapi tetap memerlukan perhatian medis untuk memastikan tidak ada risiko. Di Indonesia, serum anti bisa ular (SABU) polivalen tersedia di rumah sakit seperti RSCM dan RSPAD Gatot Soebroto untuk menangani gigitan ular berbisa.


Solusi Pengendalian Ular dari ecoCare Pest Control

ree

Untuk mencegah ancaman ular berbisa di rumah atau bisnis Anda, ecoCare Pest Control menawarkan solusi pengendalian hama profesional yang aman dan ramah lingkungan. Berikut adalah layanan unggulan PestCare yang relevan dengan pengendalian ular:


1. Inspeksi dan Identifikasi


Tim PestCare melakukan inspeksi menyeluruh untuk mengidentifikasi jenis ular, lokasi sarang, dan tanda-tanda keberadaan seperti bekas kulit atau jejak di area berpasir. Identifikasi spesies membantu menentukan metode pengendalian yang tepat.


2. Pemasangan Snake Trap


PestCare menggunakan metode snake trap yang dipasang di akses masuk ular atau area rawan seperti taman, tumpukan kayu, atau semak. Trap ini efektif untuk menangkap ular tanpa membahayakan lingkungan.


3. Penangkapan Manual


Untuk infestasi aktif, teknisi ecoCare Pest Control menggunakan snake tong untuk menangkap ular secara manual, baik di area indoor maupun outdoor, memastikan keamanan penghuni properti.


4. Pengelolaan Habitat


PestCare menerapkan pendekatan EPM dengan membersihkan tumpukan puing, memotong vegetasi rapat, dan menutup lubang yang dapat menjadi tempat persembunyian ular. Ini mengurangi daya tarik lingkungan bagi ular.


5. Edukasi dan Pencegahan


PestCare memberikan saran pencegahan, seperti memasang pagar, menjaga kebersihan properti, dan mengurangi populasi tikus (mangsa utama ular) untuk mencegah ular masuk ke rumah atau perkantoran.



Tips Mencegah Ular Masuk Properti


  • Jaga Kebersihan: Singkirkan tumpukan kayu, batu, atau puing yang menjadi tempat persembunyian ular.

  • Pangkas Vegetasi: Potong rumput dan semak secara rutin untuk mengurangi tempat bersembunyi.

  • Tutup Celah: Pastikan tidak ada lubang atau celah di dinding dan lantai yang dapat digunakan ular.

  • Kontrol Hama Lain: Kurangi populasi tikus dengan layanan pengendalian hama PestCare, karena tikus menarik ular.


Memahami jenis bisa pada ular—sitotoksin, neurotoksin, hemotoksin, dan kardiotoksin—adalah langkah awal untuk melindungi diri dari bahaya gigitan ular. Dengan ancaman ular berbisa seperti kobra, welang, dan ular tanah yang umum di Indonesia, pengendalian hama menjadi sangat penting. ecoCare Pest Control, dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di industri pengendalian hama, menawarkan solusi profesional seperti inspeksi, snake trap, dan pengelolaan habitat untuk menjaga properti Anda bebas dari ular. Jangan biarkan ular mengganggu kenyamanan dan keamanan Anda! Hubungi ecoCare Pest Control untuk konsultasi gratis dan jadwalkan inspeksi hari ini. Lindungi rumah dan bisnis Anda dari ancaman ular dengan solusi ramah lingkungan dari PestCare!

 
 
 

Komentar


whatsapp.png
THE COMPANY
HOTLINE
021 5101 6000
HEAD OFFICE

Grand Slipi Tower Suite

F-I , 37th Floor.

Jl. S Parman, Kav 22-24 

Jakarta 11480

Phone : (021) 290 222 66

FAQ's

Operating Hours

08.00 AM - 05.00 PM

( Weekdays )

FOLLOW US ON
  • LinkedIn
  • Instagram
ecoCare Group Company
Logo ecoCare Pest Control.png
TBI Putih.png
Logo ecoCare Hygiene.png
Logo ecoCare Cleaning.png

© 2024 PT. Ecocare Indo Pasifik. All Rights Reserved

bottom of page